Alhamdulillah, tidak terasa Hari Raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Hari besar Islam ini juga disebut dengan Hari Raya Haji dan Hari Raya Qurban. Setiap tahunnya Umat Muslim di dunia merayakan hari ini dengan berbagai macam kegiatan. Apakah sobat sudah faham akan pengertian Idul Adha, bagaimana sejarah Idul Adha dan bagaimana niat bacaan serta hukumnya ? Yuk kita bahas bersama agar lebih memahami tentang topik ini.
Pengertian Idul Adha
Pengertian Idul Adha adalah salah satu hari raya Islam yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari tersebut diperingati peristiwa kurban yakni ketika Nabi Ibrahim, yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang atau di masjid, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.
Pengertian Qurban
Pengertian Kurban atau Qurban adalah dekat atau mendekatkan. Dapat disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah yang secara harfiah berarti hewan sembelihan.
Sedangkan ritual kurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama Islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Kegiatan Idul Adha yang dilakukan pada hari ini diantaranya adalah seluruh umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang atau di masjid sekitar tempat tinggal sama halnya ketika kita merayakan Hari Idulfitri.
Kemudian setelah umat islam melakukan salat. Selanjutnya dilakukan penyembelihan hewan kurban sebagai cara untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha ini jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah. Tepatnya setelah 70 hari setelah perayaan Idul fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.
Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji. Idul adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim.
Penetapan Idul adha
Umat Islam meyakini bahwa pilar dan inti dari ibadah Haji yakni wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, yang berdasarkan sabda Nabi SAW :
“ Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. ”
— HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Baihaqi, ad Daruquthni, Ahmad, dan al Hakim. Al Hakim berkomentar, “Hadits ini sahih, sekalipun dia berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannya”.
Hadist Husain bin al-Harits al-Jadali
Dalam hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa amir Makkah pernah menyampaikan khutbah yang isinya :
“ Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. ”
— HR Abu Dawud, al Baihaqi dan ad Daruquthni. Ad Daruquthni berkomentar, “Hadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.”
Hadits ini menjelaskan:
- Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan pada hasil ru’yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Iduladhanya bisa ditetapkan.
- Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan untuk melakukan ru’yat; jika tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amir Makkah.
Pelaksanaan Shalat Idul Adha 2019
Kemudian pelaksanaan salat Idul Adha 2019 akan berlangsung pada 10 Dzulhijjah 1440 atau 11 Agustus 2019 yang bertepatan pada hari Minggu.
Untuk syarat serta rukun shalat Idul Adha tidak terlalu jauh berbeda dengan shalat Idul Fitri. Tidak terdapat adzan serta iqamah yang mendahului kedua shalat tersebut, begitu pula niat serta takbir dalam shalatnya. Pelaksanaan shalat Idul Adha sedikit lebih awal dibandingkan shalat Idul Fitri.
Waktu Pelaksanaan Shalat Idul Adha
Waktu pelaksanaan shalat Idul Adha dimulai ketika matahari sudah setinggi tombak hingga waktu zawal (saat matahari bergeser ke arah barat).
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin melaksanakan kurban setelah shalat Idul Adha dilaksanakan, sedangkan shalat Idul Fitri dilaksanakan lebih akhir untuk memberikan kesempatan pada umat muslim yang belum menunaikan zakat fitrah.
Niat dan Bacaan Sholat Idul Adha
Sebagaimana sholat yang lainnya, Shalat Idul Adha juga harus disertai niat yang benar. Niat dan bacaan sholat Idul Adha:
Bahasa Arab:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Bahasa latin:
Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”.
Tata Cara Sholat Idul Adha
Tata cara sholat Idul Adha yang benar setelah niat adalah :
- Takbiratul ihram
- Setelah takbiratul ihram yakni membaca doa iftitah.
- Baca Takbir 7 Kali di Rakaat Pertama
- Kemudian dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama.
- Di antara takbir tersebut, terdapat bacaan:
- سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
- Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar”.
- Setelah itu, sholat seperti biasa. Diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan lanjutkan dnegan surat lainnya. Disunnahkan untuk membaca surat Qof, Al- Qomar, Al- A’la, atau surat Al-Gosiyah. Kemudian dilanjutkan dengan ruku, sujud, duduk di antara dua sujud dan seterusnya.
Membaca Takbir 5 Kali di Rakat Kedua
Kemudian takbir 5 kali di rakaat kedua. Pada rakaat kedua, umat Muslim wajib membaca takbir sebanyak lima kali. Setelah itu melakukan bacaan khusus sama seperti pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua, umat Islam dianjurkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah. Sholat dilanjutkan seperti biasa dan diakhiri dengan mengucap salam.
Setelah salam, disarankan untuk tidak bergegas pulang. Umat Muslim dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahulu hingga selesai, sama seperti sholat Idul Fitri.
Khutbah Pertama Baca Takbir 9 Kali
Pada awal khutbah pertama disunnahkan membaca takbir 9 kali. Sementara pada khutbah kedua, disunnahkan membaca takbir sebanyak 7 kali.
Waktu Pelaksanaan Penyembelihan Hewan Qurban
Sedangkan untuk waktu menyembelih hewan qurban diperbolehkan setelah dilaksanakannya salat Ied atau di siang atau malam hari. Namun sunnahnya penyembelihan dilakukan pada siang hari agar lebih baik dalam penyembelihan dan orang-orang miskin pun bisa hadir.
Syarat – Syarat Hewan Qurban
Terdapat beberapa syarat dalam berkurban yakni :
Cukup Umur
HR Muslim – Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Jangan kamu menyembelih untuk qurban melainkan yang telah berganti gigi kecuali jika sukar didapat, maka boleh berumur satu tahun (yang masuk kedua tahun) dari kambing/domba” (HR. Muslim)
Sehat, tidak sakit, hilang atau cacat sebagian tubuhnya
Binatang yang akan disembelih untuk ibadah qurban adalah binatang yang sehat, dan tidak boleh binatang yang sakit, cacat, atau hilang sebagian tubuhnya, seperti kambing yang kurus, lemah, tidak berlemak, buta sebelah matanya, pincang, terpotong telinganya atau bagian tubuh lainnya.
Ketentuan Qurban
Berikut beberapa ketentuan dalam berkurban :
- Niat berqurban karena Allah semata
- Ketika menyembelih mengucapkan asma Allah
- Menyembelih dengan pisau yang tajam
- Disembelih tepat dikerongkongan/ leher
- Disembelih oleh muslim
- Tunggu ternak tersebut sampai mati sempurna
terputus urat leher, yaitu Hulqum (jalan napas), jalan makanan, Wadajain (dua urat nadi dan syaraf).
Hukum Qurban
Selanjutnya para ulama berbeda pendapat tentang hukum berqurban. Jumhur ulama diantaranya : madzhab Imam Malik, Imam Asy-Syafii, Imam Ahmad dan yang lainnya menyatakan sunnahnya.
Madzhab Imam Asy-Syafii mengatakan sunnah muakkadah (sangat ditekankan dan diusahakan tidak ditinggalkan kecuali ada ‘udzur). Sedangkan madzhab Imam Abu Hanifah mengatakan wajibnya.
Hadits Tentang Qurban
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(( مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. ))
“Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.”
Para ulama hadits berbeda pendapat dalam menghukumi hadits ini. Dan mereka juga berbeda pendapat dalam menghukumi hadits yang diriwayatkan dari Mikhnaf bin Sulaim Al-Ghamidi radhiallahu ‘anhu:
( كُنَّا وُقُوفًا مَعَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم بِعَرَفَاتٍ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ! عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِى كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ وَعَتِيرَةٌ. هَلْ تَدْرِى مَا الْعَتِيرَةُ؟ هِىَ الَّتِى تُسَمَّى الرَّجَبِيَّةُ.))
“Kami berwuquf di ‘Arafah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya mendengar beliau berkata, ‘Wahai manusia ! Setiap satu keluarga di setiap tahun harus menyembelih dan juga Al-‘Atiirah. Apakah kamu tahu apa itu Al-‘Atiirah? Dia adalah yang dinamakan Ar-Rajabiyah.”
Baca juga : Niat dan Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Demikian informasi tentang Pengertian Idul Adha, Syarat, Keutamaan, Niat dan bacaanya. Semoga artikel yang kami bagikan ini dapat bermanfaat bagi sobat yang akan menjalankan Ibadah Idul Adha 🙂